Namun Rocky Gerung menegaskan publik berhak mempertanyakan ideologi dan arah kebijakan PSI bila benar-benar menjadi kendaraan Jokowi.
"Kalau Jokowi masuk PSI, publik tentu bertanya: apa ideologi partai ini? Ke arah mana sistem ekonomi diarahkan? Bagaimana posisi mereka soal keadilan sosial dan kemajemukan? Itu yang jadi moral call," katanya.
Rocky Gerung membandingkan langkah Jokowi dengan tokoh lain yang melembagakan pengaruh politiknya lewat partai, mulai dari Soekarno, Megawati, SBY hingga Prabowo.
Baca Juga: Pantang Mundur, Roy Suryo Santer Desak Klarifikasi Soal Pendidikan Gibran
"Jokowi pasti ingin diingat. Mau dikenang karena prestasi atau sisi buruknya, itu urusan lain. Tapi jejak politiknya pasti mau dilembagakan, salah satunya lewat PSI," tegas Rocky Gerung.
Rocky Gerung akhirnya menyimpulkan PSI sebaiknya terbuka saja mengakui diri sebagai partainya Jokowi.
"Ngapain basa-basi bilang partai terbuka. PSI ya partai Jokowi titik. Ada Jokowi berarti ada Gibran, ada Kaesang. Jadi sederhana saja," pungkasnya.***