Bisnisbandung.com - Isu keaslian ijazah mantan Presiden Jokowi dan putranya Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kembali mencuat.
Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti angkat bicara dengan pernyataan tegas yang memantik kontroversi.
Dalam tayangan di kanal YouTube pribadinya, Ikrar menyebut perdebatan soal ijazah Jokowi dan Gibran bukan sekadar isapan jempol.
Ia bahkan menyindir bahwa publik bisa memastikan keaslian pendidikan seseorang lewat rekam jejak termasuk keberadaan teman sekolah maupun dosen pembimbing.
“Kalau benar-benar lulus dari sebuah universitas, kita bukan hanya punya ijazah. Kita punya teman, punya dosen pembimbing, dan rekam jejak akademik. Itu tidak bisa dipalsukan,” kata Ikrar.
Ikrar menyoroti perubahan keterangan soal siapa pembimbing skripsi Jokowi saat kuliah di UGM.
Menurutnya pernyataan yang berbeda-beda justru menimbulkan tanda tanya besar.
“Dulu disebut Ir. Kasmijo, lalu berubah jadi Prof. Ahmad Sumitro. Bahkan keluarga Prof. Sumitro sendiri membantah. Ini kan makin membingungkan,” ucapnya.
Baca Juga: Solusi Bahlil untuk Atasi Kelangkaan BBM di SPBU Swasta, Pakar Nilai Perlu Pengawasan
Tak hanya Jokowi, Gibran pun ikut disorot.
Ikrar mengutip analisis sejumlah pihak yang meragukan klaim pendidikan Gibran di luar negeri termasuk University of Technology Sydney (UTS) dan Bradford University.
“Kalau memang hanya kursus singkat jangan disebut S2. Itu menyesatkan publik. Apalagi dokumen pendidikan yang ditunjukkan juga dipertanyakan format dan legalitasnya,” ujar Ikrar.
Isu ijazah ini kembali memanas usai diskusi publik yang digelar salah satu televisi swasta.
Baca Juga: Erick Thohir Dinilai Lebih Cocok Jadi Menpora, Catatan Kritis BUMN Jadi Alasan Pergeseran