Bisnisbandung.com - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta dalam beberapa pekan terakhir menimbulkan dampak serius.
Tidak hanya penjualan yang terhenti, kondisi ini juga menyebabkan terjadinya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap para pekerja SPBU.
Bahkan, beberapa pekerja terpaksa berjualan produk lain di area SPBU demi mempertahankan mata pencaharian.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan tidak akan ada lagi gelombang PHK lanjutan di SPBU swasta.
Baca Juga: KPAI Wanti - Wanti Kasus Keracunan Program MBG Bisa Tinggalkan Trauma Psikologis
Ia mengungkapkan bahwa pemerintah telah melakukan pembicaraan dengan pihak swasta agar tetap menjaga keberlangsungan tenaga kerja.
Bahlil menjelaskan bahwa kuota impor BBM untuk SPBU swasta sebenarnya sudah diberikan hingga 110 persen.
Namun, jika masih terjadi kelangkaan, pemerintah memberikan opsi bagi SPBU swasta untuk membeli BBM melalui Pertamina.
Skema ini dipastikan menggunakan base fuel atau BBM murni tanpa campuran, yang nantinya akan dicampur langsung di tangki SPBU masing-masing.
Baca Juga: Lebih dari 5.000 Kasus Keracunan, KPAI Bongkar Masalah Program Makan Bergizi Gratis
Pasokan melalui Pertamina diproyeksikan tiba dalam tujuh hari ke depan sehingga diharapkan mampu mengatasi masalah kelangkaan.
Sementara itu, ekonom energi Fahmi Radhi menilai persoalan kelangkaan BBM di SPBU swasta juga dipengaruhi dinamika pasar.
Ia menyoroti isu perbedaan kualitas dan harga antara BBM Pertamina dan SPBU swasta. Menurutnya, konsumen yang pernah berpindah ke SPBU swasta karena alasan tertentu kini kembali menunggu pasokan normal, meskipun sebagian masih ragu karena kurangnya kepercayaan terhadap pertamina.
Baca Juga: Soal LHKPN Minus Wahyudin Moridu, PDIP Beri Tanggapan
“Isu bahwa Pertamina menjual Pertamax rasa Pertalite, jumlah yang pindah ke SPBU swasta cukup besar dan kemudian mereka menjadi loyal customer,” gamblangnya dilansir dari youtube Kompas TV.