nasional

Tajam! Denny Siregar Sindir Program MBG: Rakyat Hanya Jadi Statistik

Minggu, 7 September 2025 | 09:00 WIB
Denny Siregar (Tangkap Layar youtube 2045 TV)

 



Bisnisbandung.com - 
Pegiat media sosial Denny Siregar melontarkan kritik pedas terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) setelah muncul kasus ribuan siswa yang mengalami keracunan massal.

Peristiwa ini bukan hanya menimbulkan keprihatinan publik, tetapi juga membuka ruang pertanyaan besar mengenai sejauh mana pemerintah benar-benar menaruh perhatian pada keselamatan warganya.

Melalui unggahan di platform Threads, Denny menilai bahwa program MBG sejatinya tidak dijalankan dengan orientasi pada perlindungan nyawa rakyat, melainkan lebih pada hitung-hitungan anggaran dan kepentingan politik semata.

Baca Juga: Respon Awal atas Tuntutan Rakyat 17+8, DPR Pangkas Tunjangan dan Fasilitas

Ia menyampaikan bahwa di mata pemerintah, rakyat kerap tidak lebih dari angka yang dapat diputarbalikkan untuk kepentingan laporan dan pencitraan.

“Percaya ama saya, satu waktu program MBG ini akan dihentikan. Bukan karena pemerintah peduli pada nyawa rakyatnya, tapi karena gak punya uang. Rakyat itu hanya statistik belaka buat mereka, bukan manusia,” tulis Denny dengan nada tajam dalam unggahannya.

Pernyataan tersebut muncul sebagai tanggapan terhadap sikap pejabat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang menegaskan bahwa kasus keracunan sekitar 4.000 siswa tidak serta-merta menjadi alasan penghentian program MBG.

Baca Juga: BEM UNPAD Nilai Jawaban DPR soal Tuntutan 17+8 Belum Sentuh Akar Masalah

Artinya, meski ribuan anak menjadi korban, kebijakan tetap berjalan tanpa evaluasi mendalam yang berorientasi pada keselamatan.

Unggahan Denny Siregar ini memantik perhatian luas dari publik karena menyinggung isu fundamental: apakah negara sungguh-sungguh menempatkan keselamatan rakyat sebagai prioritas, ataukah hanya mengeksekusi program besar untuk kepentingan anggaran dan pencitraan politik?

Kritik tersebut memperlihatkan kekecewaan mendalam terhadap pola kebijakan yang sering kali dijalankan dengan pertimbangan finansial, tanpa keberanian untuk menjadikan keselamatan rakyat sebagai titik tolak.

Baca Juga: Inflasi Impor Mengintai, Ekonom UI Peringatkan Dampak Depresiasi Rupiah dari Kebijakan BI

Dalam kerangka ini, masyarakat hanya hadir sebagai “angka statistik” yang dicatat di laporan resmi, sementara sisi kemanusiaan mereka kerap diabaikan.

Halaman:

Tags

Terkini