Ia menyoroti kemungkinan adanya pengaruh dari pihak lain yang mendorong pengadaan laptop meskipun sebelumnya sudah ada kajian yang menyatakan program tersebut tidak layak. Hal ini menimbulkan pertanyaan, siapa sebenarnya aktor utama di balik keputusan besar itu.
Menurut Prof. Hibnu, posisi Nadiem sebagai tersangka tidak serta-merta menutup kemungkinan adanya figur yang lebih berkuasa di balik proyek Chromebook.
Oleh karena itu, ia menilai bahwa mantan Menteri Pendidikan itu tidak seharusnya dijadikan bumper dalam kasus yang merugikan negara hampir Rp2 triliun tersebut.
“Pak Nadiem jangan dijadikan bumper tapi harus membuka terhadap pengaruh-pengaruh di atas yang terkait kasus ini,” pungkasnya.***
Baca Juga: Pesan Gubernur Dedi Mulyadi untuk Kontraktor: Jangan Akali Material, Bangunan Harus Awet