bisnisbandung.com - Kerusuhan yang pecah di Jakarta memicu perdebatan luas di ruang publik. Ferry Irwandi melalui unggahan di Threads menilai pemerintah bersama aparat intelijen perlu menelusuri pihak-pihak yang pertama kali menyebarkan isu pemicu kerusuhan di media sosial.
Menurutnya, akun-akun tertentu berperan sebagai provokator penyebar awal narasi yang kemudian meluas menjadi aksi massa.
Ferry Irwandi menyebut akun seperti @Heraloebss, @tekarok007, @Ndrewstjan, dan @mas_veel sebagai pihak yang menghembuskan seruan hingga memicu gejolak.
Baca Juga: Pasca Tragedi, Kompolnas Nilai SOP Pengamanan Unjuk Rasa Perlu Dievaluasi
“Jika presiden Prabowo dan intelejen mencari dalang semua kerusuhan ini, Telusuri akun mereka cari pemberi kerjanya,” tulisnya di Threads, Minggu (31/8).
“Mereka adalah pihak-pihak pertama yang menghebuskan semua kerusuhan ini,” terusnya.
Unggahan yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana seruan untuk membubarkan DPR RI, ajakan unjuk rasa mahasiswa, hingga desakan terhadap pengesahan rancangan undang-undang tertentu ramai beredar di platform media sosial.
Baca Juga: Pengamat Tidak Habis Pikir dengan DPR, Kini Kemarahan Publik Kian Memanas
Hal ini dinilai memberi kontribusi besar terhadap meningkatnya tensi politik dan sosial.
“Buat netizen silahkan buka akun mereka, lihat dengan gamblang mereka bekerja untuk siapa, jangan biarkan mereka melenggang begitu saja setelah kejahatan kemanusiaan yang mereka lakukan,” serunya.
Ferry Irwandi menekankan bahwa pihak-pihak yang diduga sebagai provokator harus diusut tuntas agar jelas siapa yang berada di balik pergerakan tersebut.
Baca Juga: Kemarahan Publik Tak Terbendung Pasca Tragedi Affan, Ini Tanggapan Anggota DPR F-Golkar
Ia juga menilai, kelompok yang memicu eskalasi tidak bisa dibiarkan bebas setelah jatuhnya korban jiwa dan kerugian akibat kerusuhan.
Fenomena ini menjadi bukti nyata betapa media sosial memainkan peran penting dalam mempercepat eskalasi isu politik.
Pemerintah pun didorong untuk segera mengambil langkah konkret agar situasi tidak semakin tidak terkendali.