“Ada institusi tapi tidak ada perlembagaan nilai di dalam lembaga-lembaga demokrasi itu,” jelasnya.
Selain itu ia mengajak mahasiswa untuk mengutamakan dialektika dan falsifikasi sebagai metode berpikir bukan sekadar verifikasi data.
Menurutnya berpikir filosofis membutuhkan lawan pikiran dan perdebatan terbuka.
“Berfisafat artinya berupaya untuk saling memarahi secara argumentatif,” tambahnya.
Baca Juga: Ambisi Bombastis Presiden Prabowo Ingin APBN Nol Defisit, Ekonom Beri Tanggapan Realistis
Rocky Gerung mengakhiri kuliahnya dengan pesan tegas: mahasiswa harus berani bertengkar, berdebat, dan mempertanyakan otoritas demi menumbuhkan demokrasi yang sehat di Indonesia.
Menurutnya demokrasi sedang terkikis karena praktik feudalisme di kampus dan kurangnya pertarungan argumen di ruang akademis.***