“Ada institusi tapi tidak ada perlembagaan nilai di dalam lembaga-lembaga demokrasi itu,” jelasnya.
Selain itu ia mengajak mahasiswa untuk mengutamakan dialektika dan falsifikasi sebagai metode berpikir bukan sekadar verifikasi data.
Menurutnya berpikir filosofis membutuhkan lawan pikiran dan perdebatan terbuka.
“Berfisafat artinya berupaya untuk saling memarahi secara argumentatif,” tambahnya.
Baca Juga: Ambisi Bombastis Presiden Prabowo Ingin APBN Nol Defisit, Ekonom Beri Tanggapan Realistis
Rocky Gerung mengakhiri kuliahnya dengan pesan tegas: mahasiswa harus berani bertengkar, berdebat, dan mempertanyakan otoritas demi menumbuhkan demokrasi yang sehat di Indonesia.
Menurutnya demokrasi sedang terkikis karena praktik feudalisme di kampus dan kurangnya pertarungan argumen di ruang akademis.***
Artikel Terkait
Solo Ternyata Tak Suka AHY, Connie Bakrie: PDI Perjuangan Mau Dampingi Prabowo atau Maju Sendiri?
Demonstrasi Mahasiswa Efektif Pemakzulan Gibran, Rocky Gerung: Proses Parlemen Hanya Buang Waktu
Status Setya Novanto di Golkar Diklarifikasi Ahmad Doli: Belum Pernah Keluar
95% Warga Puas, Pengamat Politik: Namun Pengangguran dan Kemiskinan Jadi PR Gubernur Dedi Mulyadi
Anggaran Pendidikan 2026 Dikritik Awalil Rizky, MBG Diduga Abaikan Amanat Konstitusi
Bongkar Sindikat Impor Pakaian Bekas di Bandung, Mendag Budi Santoso: Nilainya Tembus Rp112 Miliar