nasional

Ambisi Bombastis Presiden Prabowo Ingin APBN Nol Defisit, Ekonom Beri Tanggapan Realistis

Rabu, 20 Agustus 2025 | 19:00 WIB
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. (Dok. DPR RI)

bisnisbandung.com- Presiden Prabowo Subianto menargetkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bisa ditekan hingga nol pada 2027 atau 2028.

Ambisi tersebut disampaikan dalam pidato penyampaian nota keuangan RAPBN 2026, di mana pemerintah berkomitmen menjaga efisiensi belanja negara.

Untuk tahun depan, defisit dirancang Rp638,8 triliun atau setara 2,48% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Wakil Direktur Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI, Jahen Fachrul Rezki, menilai target nol defisit memang mungkin dicapai, namun prasyarat kebijakan yang diperlukan cukup berat.

Baca Juga: Serangan di Medsos Soal NCD Bodong, Hotman Paris Ingatkan Itu Pencemaran Nama Baik Hary Tanoe

“Jadi, yang namanya mimpi mungkin memang harus tinggi ya. Dan kalau kita lihat sebenarnya banyak negara lainnya di dunia ini yang mampu untuk mencapai defisit ataupun surplus sebenarnya. Tapi ada karakteristik yang cukup menarik,” terangnya dilansir dari youtube Kompas TV.

Ia mencontohkan sejumlah negara seperti Norwegia, Portugal, dan Yunani yang berhasil menekan defisit bahkan mencapai surplus.

Norwegia dapat melakukannya karena memiliki penerimaan besar dari ekspor minyak, sementara Portugal dan Yunani dipaksa disiplin setelah mengalami krisis.

Baca Juga: Bos MNC Tepis Tuduhan, Polemik NCD 1999 Berujung Gugatan Jumbo Rp119 Triliun

Menurut Jahen, Indonesia berbeda karena menghadapi tantangan struktural dalam meningkatkan penerimaan negara, khususnya dari sektor perpajakan.

“Nah, pertanyaannya, di Indonesia apa yang akan dilakukan untuk bisa mencapai 0%? Dan yang terakhir juga kenapa itu dibutuhkan,” tuturnya.

Pemerintah memang bisa mengejar penerimaan lebih besar, namun perbaikan sistem pajak masih menghadapi banyak kendala.

Di sisi lain, pilihan untuk menekan belanja negara juga tidak mudah. Pemerintah telah menetapkan delapan agenda prioritas yang membutuhkan pendanaan besar.

Baca Juga: Bongkar Sindikat Impor Pakaian Bekas di Bandung, Mendag Budi Santoso: Nilainya Tembus Rp112 Miliar

Halaman:

Tags

Terkini