Bisnisbandung.com - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengambil keputusan politik yang dinilai strategis.
Megawati mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tapi tanpa bergabung ke kabinet.
Sikap ini disebut sebagai posisi “penyeimbang” dan menjadi sorotan pengamat politik Rocky Gerung.
Baca Juga: AKSI Ungkap Masalah Sistemik Pembayaran Royalti: Pendapatan Performing Rights Dinilai Terlalu Kecil
Menurut Rocky Gerung dalam youtubenya, Megawati paham betul akar ideologis partainya yang berlandaskan ajaran Bung Karno.
Rocky Gerung menjelaskan “PDIP itu partai ideologis tidak mungkin masuk transaksi pragmatis.”
“Mega memilih tidak beroposisi,tapi juga tidak masuk kekuasaan karena ada relasi historis dengan Prabowo,” kata Rocky Gerung.
Ia menilai hubungan Prabowo dan Megawati sudah terjalin sejak keduanya berpasangan di Pilpres 2009.
“Dua-duanya orientasinya pada kepentingan republik, konstitusi, demokrasi,” ujarnya.
Baca Juga: Freddy Damanik Nilai Silvester Matutina Masih Punya Jalan Lain, Meski Putusan Sudah Inkrah
Meski begitu Rocky Gerung menyebut Megawati tetap menjaga jarak dari pemerintahan yang di dalamnya ada Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Joko Widodo.
“Mega ingin bersih tidak ingin dicatat pernah berkolaborasi dengan orang yang membegal partainya,” tegasnya.
Rocky Gerung juga menyinggung kemungkinan reshuffle kabinet.
Menurutnya Presiden Prabowo akan melakukan “radical break” setelah 17 Agustus.
Baca Juga: Kasus Eksekusi Silvester Matutina Mandek Sejak 2019, Roy Surya Sebut Awal Mula Ini Bisa Terungkap