Adi menyebut hal ini sebagai bentuk pergeseran paradigma dalam cara publik dan elite membaca sebuah isu politik.
Melalui analisanya, ia menyimpulkan bahwa polemik ijazah telah menjadi kendaraan naratif yang ditunggangi oleh agenda politik lebih besar.***
Baca Juga: Dedi Mulyadi Tanya ‘Pacar Ada Enggak?’ ke Pamong Praja Cantik, Ini Jawabannya!