nasional

Konflik Thailand–Kamboja Meningkat, Peran Indonesia di ASEAN Dipertanyakan

Sabtu, 26 Juli 2025 | 17:00 WIB
Presiden Prabowo Subianto (dok instagram Prabowo )

bisnisbandung.com - Ketegangan yang kembali mencuat di perbatasan Thailand–Kamboja memunculkan kekhawatiran regional, termasuk pertanyaan besar mengenai efektivitas peran Indonesia di dalam ASEAN.

Teuku Rezasyah, pakar hubungan internasional, menyampaikan pandangannya bahwa Indonesia memiliki posisi strategis untuk mendorong perdamaian, namun efektivitasnya kini tengah diuji.

Menurut Teuku, konflik ini muncul dalam konteks global yang tidak menguntungkan, di mana dunia masih menghadapi dampak dari perang Rusia–Ukraina serta eskalasi konflik di Timur Tengah.

Baca Juga: Viral! Isu Pengusiran Anak Disabilitas dari Asrama, Ini Kata Dedi Mulyadi

Meski peluang konflik menyebar hingga Indonesia dinilai kecil, kewaspadaan tetap dibutuhkan. Ia menekankan pentingnya Indonesia menunjukkan inisiatif aktif dalam menjaga stabilitas regional melalui pendekatan diplomatik yang konstruktif.

Indonesia, menurutnya, memiliki rekam jejak yang baik dalam menyelesaikan konflik serupa.

Ia merujuk pada keberhasilan diplomasi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2011, ketika konflik antara Thailand dan Kamboja berhasil ditekan melalui pertemuan kepala negara di Jakarta. Pengalaman tersebut disebut sebagai referensi penting bagi Indonesia saat ini.

“Ini bisa menjadi referensi pemerintah Indonesia untuk mengulangi episode lalu, di mana kita berhasil mendamaikan,” ungkapnya dilansir dari youtube Metro TV.

Baca Juga: Viral! Isu Pengusiran Anak Disabilitas dari Asrama, Ini Kata Dedi Mulyadi

Sebagai negara terbesar di ASEAN dari segi penduduk, ekonomi, dan pengaruh politik, Indonesia dianggap memiliki kemampuan untuk menjadi lokomotif dalam menggerakkan langkah-langkah perdamaian.

“Tapi tentunya mendamaikan itu ada prakondisi, ya. Prakondisinya adalah kita menempatkan mereka, pada posisi sejajar. Kita tidak menghakimi, karena dalam ASEAN itu siapapun kita besar maupun kecil itu suaranya sama,” lanjutnya.

Namun, tantangan terbesar terletak pada kemampuan Indonesia untuk meyakinkan kedua negara yang terlibat agar bersedia duduk sejajar dan berdialog tanpa saling menghakimi.

Prinsip kesetaraan suara di ASEAN disebut sebagai dasar yang harus dijunjung dalam setiap upaya mediasi.

Baca Juga: Ancaman PHK di Sektor Wisata Makin Nyata, Awalil Rizky: Pemerintah Harus Beri Solusi Cepat!

Halaman:

Tags

Terkini