Bisnisbandung.com - Ekonom senior Awalil Rizky menyampaikan kritik tajam terhadap arah belanja negara 2025 yang dinilainya semakin tidak berpihak pada pertumbuhan ekonomi.
Dalam youtube terbarunya, Awalil Rizky menyoroti proyeksi belanja negara dalam Outlook APBN 2025 yang lebih rendah dari rencana semula.
Namun APBN 2025 masih menunjukkan pembengkakan pada pos-pos yang tak mendukung pertumbuhan dan efisiensi.
Baca Juga: Soal Ijazah Jokowi, Andi Azwan Sebut Sofian Effendi Sebelumnya Disetir Roy Suryo CS
Awalil Rizky menjelaskan "Belanja negara direncanakan sebesar Rp3.621 triliun namun outlook pemerintah menyebut hanya akan terealisasi Rp3.527 triliun."
"Itu artinya pemotongan hanya Rp94 triliun dari target, jauh dari rencana efisiensi Rp307 triliun yang sempat diklaim pemerintah," ujar Awalil Rizky.
Yang paling ia soroti adalah dominasi pos "belanja non-KL" seperti pembayaran bunga utang yang mencapai Rp552 triliun.
"Pembayaran bunga jadi pos belanja terbesar bahkan melebihi belanja pegawai dan belanja barang. Ini mengindikasikan ketergantungan fiskal terhadap utang semakin akut," tegasnya.
Menurut Awalil Rizky belanja kementerian/lembaga (KL) bahkan masih lebih rendah dari belanja non-KL yang tak sepenuhnya produktif.
Baca Juga: Sofian Effendi Tarik Ucapan Soal Ijazah Jokowi, Rismon Tegaskan Tidak Ada Tekanan
"Belanja KL memang produktif karena ada kegiatan dan program tapi yang non-KL seperti bunga utang itu bukan hal yang bisa mendorong ekonomi secara langsung."
Yang menjadi keprihatinan selanjutnya adalah realokasi anggaran yang justru lebih banyak mengalir ke sektor pertahanan, keamanan, dan intelijen.
"Kementerian Pertahanan naik 49% jadi Rp247,5 triliun. Polri juga naik dari Rp126,6 triliun menjadi Rp138,5 triliun. BIN pun anggarannya naik dua kali lipat dari Rp7 triliun menjadi Rp15,45 triliun," papar Awalil Rizky.
Sebaliknya sektor-sektor yang menyentuh ekonomi rakyat justru dipangkas.
Baca Juga: Proyek Chromebook Diskenario Sebelum Pelantikan Nadiem Makarim Sebagai Menteri