Ia mengingatkan penugasan Gibran ke Papua bisa membuka ruang klarifikasi publik terhadap kapasitas, bukan sekadar polemik warisan kekuasaan.
“Kalau Gibran mundur dari tugas ini publik akan bertanya: apakah dia tak sanggup atau sedang diselamatkan dari jebakan tugas berat demi mengamankan citra dinasti?” pungkasnya.***