Dalam pandangan akademiknya, Adi menyebut bahwa budaya politik idealnya menghargai kontribusi, bukan justru membuka ruang bagi mereka yang sebelumnya bersikap frontal atau bertentangan dengan pemerintahan.
Penunjukan Ade Armando, dalam hal ini, dianggap sejalan dengan prinsip loyalitas dan balas jasa yang lazim dalam praktik politik demokratis.
Pernyataan Adi tidak menyinggung teknis seleksi atau kualitas manajerial yang dimiliki Ade Armando, melainkan lebih pada menyoroti dinamika politik yang melatarbelakangi penunjukan tersebut.
Ia menekankan bahwa jabatan dalam ruang politik sering kali diberikan kepada sosok yang menunjukkan keberpihakan dan kontribusi nyata terhadap pihak pemenang.***
Baca Juga: Pakar Sebut Pemerintah Brazil Sulit Gugat Indonesia dalam Kasus Juliana Marins