Namun, ia menekankan bahwa penyelesaiannya tidak bisa disamaratakan. Ia mendorong agar pendekatan penyelesaian dilakukan dengan mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi masyarakat setempat, bukan sekadar pendekatan hukum dan administrasi.
Baginya, persoalan di Tesso Nilo bukan hanya soal perambahan hutan, tetapi juga menyangkut logika keadilan sosial.
Rakyat yang digusur dari kawasan itu memerlukan solusi kehidupan yang layak, bukan hanya dipindahkan tanpa arah.***
Baca Juga: Puzzle Besar Dugaan Korupsi Chromebook, Kemana Arah Penyidikan Kejagung?