bisnisbandung.com - Polemik mengenai keaslian ijazah mantan Presiden Joko Widodo terus menjadi sorotan publik dan belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Politikus PDI Perjuangan, Bambang Beathor Suryadi, kembali mengungkap detail baru dalam investigasi pribadinya terkait dugaan pencetakan ulang ijazah Presiden di Pasar Pramuka, Jakarta Timur.
“Saya pikir lebih baik kita mengejar si Paimannya. Karena Paiman ini seorang profesor. Dia lama membuka usaha di tempat itu dan dia jadi kepentingannya Jokowi karena dia ketua relawan Sedulur Jokowi, sehingga loloslah ini di KPU,” tuturnya di youtube tvonenews.
Baca Juga: Siapa Berani Lawan Kaesang? Pengamat: PSI Diprediksi Jadi Mesin Politik Jokowi!
“Nah, soal itu nanti bagaimana-bagaimananya, ya kita akan melihat itu. Jadi hal seperti ini lebih baik ditanyakan kepada Mas Roy Suryo karena dia yang langsung kontak dengan Profesor Paiman. Paiman namanya. Paiman Raharjo,” terusnya.
Beathor memfokuskan temuannya pada sosok Profesor Paiman Raharjo, yang diduga memiliki peran penting di balik keberadaan dokumen yang kini dipersoalkan.
Paiman dikenal sebagai ketua relawan Sedulur Jokowi dan juga disebut pernah menjalankan usaha di kawasan Pasar Pramuka, tempat yang dikaitkan dengan aktivitas pencetakan dokumen akademik.
Menurut penelusuran Beathor, proses pencetakan ijazah diduga dilakukan sebagai bagian dari persiapan administratif untuk pendaftaran Pilpres 2014.
Baca Juga: Iran Tunjukkan Keperkasaannya, Amien Rais: Israel Mulai Rontok!
Sebelumnya, dokumen serupa telah digunakan saat pendaftaran Jokowi dalam Pilkada DKI Jakarta 2012.
Namun, karena dokumen Pilkada diserahkan ke KPUD DKI, maka versi baru atau ulangannya diperlukan untuk keperluan pendaftaran di tingkat nasional melalui KPU RI.
Beathor menegaskan bahwa investigasi yang ia lakukan bersifat internal dan tidak secara langsung berurusan dengan pihak kepolisian.
Fokusnya adalah menelusuri kronologi sejak masa awal tim politik dari Solo masuk ke Jakarta, termasuk pertemuan dengan sejumlah tokoh partai dan pihak eksternal lain yang disebut terlibat dalam proses administratif, baik untuk Jokowi maupun Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).