bisnisbandung.com - Ketegangan antara Iran dan Israel terus meningkat, dengan serangan yang kini meluas hingga ke wilayah-wilayah yang sebelumnya dinilai aman.
Meski situasi semakin berisiko, sebagian warga negara Indonesia (WNI) di Iran tetap memilih bertahan dan belum mengikuti proses evakuasi yang dilakukan pemerintah.
Menurut data Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, terdapat total 386 WNI di Iran dan 194 WNI di Israel, sebagaimana tercatat oleh KBRI Teheran dan KBRI Amman.
Judha Nugraha, Direktur Perlindungan WNI Kemlu, menjelaskan bahwa meskipun sejumlah WNI telah dievakuasi, masih ada yang memilih untuk tetap tinggal karena menilai wilayah tempat tinggal mereka masih aman dari serangan.
Pemerintah menilai potensi eskalasi sangat tinggi, dan lokasi yang sebelumnya tidak terdampak pun kini mulai menjadi target serangan.
“Kita selalu menghimbau bagi yang tetap menetap agar mengurangi pergerakan keluar rumah untuk hal-hal yang non-esensial dan sedapat mungkin mengikuti arahan evakuasi yang sudah ditetapkan oleh KBRI Teheran,” ungkapnya dilansir dari youtube Kompas TV.
Dalam menghadapi situasi ini, KBRI Teheran tetap beroperasi penuh dan terus menjalin komunikasi dengan para WNI di lapangan.
Pemerintah juga menghimbau WNI yang masih berada di Iran untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, terutama untuk keperluan yang tidak mendesak.
“Namun sekali lagi, memang tantangan kita adalah kesadaran masyarakat kita. Jangan menunggu sampai situasi chaotic. Don't wait until last minute,” tegasnya.
Arahan evakuasi dari KBRI telah disiapkan dan diminta untuk segera diikuti agar proses penyelamatan dapat dilakukan secara maksimal sebelum situasi menjadi tidak terkendali.
Kemlu juga menghadapi beberapa tantangan dalam proses evakuasi. Salah satunya adalah kepadatan di perbatasan Iran–Azerbaijan, yang mulai menjadi jalur umum bagi banyak warga asing yang mengungsi.
Selain itu, terdapat kendala dokumen karena sebagian WNI belum memiliki paspor. Dalam kasus seperti ini, Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) harus diterbitkan, dan hal ini memerlukan waktu serta koordinasi dengan otoritas keimigrasian di Iran dan Azerbaijan.
Baca Juga: Penyangkalan Kasmudjo Hingga Dugaan Dibuat di Pasar Pramuka, Prof Ikrar: Tuhan Tidak Tidur