Ruby menambahkan bahwa love scam adalah kombinasi antara manipulasi teknologi dan teknik social engineering.
Pelaku secara sistematis membangun kepercayaan korban melalui komunikasi intensif, penggunaan bahasa emosional, dan pencitraan yang dirancang untuk menyentuh sisi psikologis korban.
Hal ini menjadikan love scam sebagai bentuk penipuan yang sangat sulit dikenali, terutama bagi korban yang secara emosional sudah terikat.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga merupakan masalah global. Banyak pelaku berasal dari luar negeri dan menggunakan identitas palsu berbasis data curian yang tersebar luas di internet.
Bahkan, foto dan nama yang mereka gunakan sering kali merupakan hasil manipulasi dari profil orang lain yang sah.***