Ruby menambahkan bahwa love scam adalah kombinasi antara manipulasi teknologi dan teknik social engineering.
Pelaku secara sistematis membangun kepercayaan korban melalui komunikasi intensif, penggunaan bahasa emosional, dan pencitraan yang dirancang untuk menyentuh sisi psikologis korban.
Hal ini menjadikan love scam sebagai bentuk penipuan yang sangat sulit dikenali, terutama bagi korban yang secara emosional sudah terikat.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga merupakan masalah global. Banyak pelaku berasal dari luar negeri dan menggunakan identitas palsu berbasis data curian yang tersebar luas di internet.
Bahkan, foto dan nama yang mereka gunakan sering kali merupakan hasil manipulasi dari profil orang lain yang sah.***
Artikel Terkait
Hersubeno Arief : Dugaan Adanya Sabotese Politik Dibalik Maraknya Penipuan Soal Partai Baru Anies
SOP Selamatkan Agen BRILink dari Upaya Penipuan Bermodus Bukti Transfer Palsu
Lagi Rame di Medsos! Modus Penipuan Ini Tak Mempan Bagi Agen BRILink, Berhasil Bikin Pelaku Auto Bingung Sendiri
Hati-Hati Penipuan! Begini Cara Bedakan BRImo FSTVL Asli vs Palsu agar Tidak Terjebak
Terkuak Kebohongan Pagar Laut Tanggerang, Henri Subiakto: Penipuan Mejadi Dasar Kejahatan Besar
Prabowo Harus Waspada, Amien Rais: Jangan Biarkan Kader Jokowi Merusak dari Dalam