Artinya, alih-alih dikenang sebagai pemimpin yang menutup masa jabatannya dengan baik, situasi politik saat ini menggambarkan adanya benturan keras antara ambisi kekuasaan dan realitas yang dihadapi.
Ia juga menyinggung beberapa isu sensitif yang masih menjadi sorotan publik, termasuk polemik terkait keaslian ijazah Jokowi.
Meskipun berbagai upaya pembelaan telah dilakukan, namun Prof. Ikrar menilai bahwa kekuatan teknologi dan data digital modern membuat sulitnya mempertahankan narasi lama yang tidak didukung bukti otentik.
Dugaan manipulasi data akademik bahkan dianggap sebagai bagian dari krisis kepercayaan yang memperburuk citra kepemimpinan.***
Baca Juga: Mungkinkah Tesla Bisa Lebih Stabil Tanpa Elon Musk? Analisis CEO Corporate Innovation Asia