bisnisbandung.com - Anies Baswedan kembali menjadi pusat perhatian publik usai membangun jembatan di wilayah Banten melalui organisasi barunya, ‘Aksi Bersama’.
Inisiatif ini menuai berbagai tanggapan, salah satunya dari pengamat politik Adi Prayitno yang memberikan pandangan kritis sekaligus apresiatif terhadap langkah tersebut.
Menurut Adi, meskipun Anies saat ini bukan pejabat publik, inisiatif membangun infrastruktur seperti jembatan tetap layak diapresiasi sebagai bentuk kontribusi terhadap masyarakat.
Baca Juga: Ray Rangkuti Soroti Potensi Jokowi di PSI, Ingatkan Tantangan Jadi Kader Biasa di Partai Lain
Ia melihat langkah ini sebagai cerminan dari semangat perubahan dan kepedulian sosial, yang menunjukkan bahwa membangun bangsa tidak harus dilakukan hanya oleh mereka yang memegang jabatan formal.
Adi juga menilai kehadiran ‘Aksi Bersama’ sebagai upaya strategis dari Anies untuk menjaga eksistensinya di ruang politik nasional.
Organisasi ini tidak hanya sekadar menjadi tempat diskusi, tetapi juga alat untuk mewujudkan kerja-kerja konkret yang bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.
Baca Juga: Tumpas Premanisme dari Akar! Saor Siagian: Jika Negara Tak Tegas, Kita Bisa Jadi Amerika Latin
Menurutnya, langkah semacam ini akan terus menempatkan Anies dalam sorotan publik, bahkan ketika ia tak lagi berada di jabatan pemerintahan.
“Tapi pada saat yang bersamaan, publik juga bertanya, ‘Dari mana tuh duitnya?’ Karena membangun jembatan itu bukan perkara gampang. Tentu butuh dana yang tidak sedikit,” lugasnya dilansir dari youtube pribadinya.
Adi menggarisbawahi bahwa publik memiliki hak untuk mempertanyakan transparansi sumber dana dalam pembangunan jembatan tersebut.
Mengingat proyek infrastruktur bukan hal yang murah, wajar jika muncul pertanyaan mengenai dari mana biaya pembangunan itu berasal.
Terlebih, banyak pemerintah daerah sendiri kesulitan dalam membiayai perbaikan infrastruktur, termasuk jalan dan fasilitas pendidikan.
Baca Juga: Waketum Kadin Pastikan Pemerasan di Cilegon Tidak Terulang, Tegaskan Komitmen Lawan Premanisme