bisnisbandung.com - Fenomena premanisme yang terus meresahkan masyarakat dinilai tidak lepas dari lemahnya keberanian dalam implementasi hukum dan celah regulasi yang belum tertutup rapat.
Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PKS, Mardani Ali Sera, menegaskan bahwa pemberantasan premanisme di Indonesia bukan soal kurangnya alat negara, melainkan keberanian dan kejujuran dalam menegakkan aturan secara konsisten.
“Ya harus ada keberanian dan kejujuran. Kadang-kadang berani dan jujur itu gampang diucapkan, tetapi kalau mikirnya panjang kali lebar, ya enggak keluar,” tegasnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube Metro TV, Jumat (16/5).
Baca Juga: Inilah Kisah Keluarga Jokowi, Kritikus Politik: Dari Janji Politik hingga Dugaan Ijazah Palsu
Menurut Mardani, negara sebenarnya telah memiliki instrumen hukum yang cukup untuk menindak tegas kelompok atau individu yang terlibat dalam tindakan premanisme.
Namun, tanpa keberanian dalam bertindak dan ketulusan dalam menegakkan keadilan, berbagai regulasi yang ada sulit memberikan dampak nyata.
Ia juga menyoroti pentingnya penyempurnaan regulasi agar semakin detail dan tidak memberi ruang bagi pelaku kejahatan untuk mencari celah.
Regulasi yang tegas dan rigid diyakini dapat mempersempit peluang bagi tindakan-tindakan menyimpang yang meresahkan masyarakat.
Baca Juga: RUU Perampasan Aset Bikin Koruptor BUMN Ketar-Ketir, Ini Alasan Mahfud!
Selain regulasi, pendekatan non-represif seperti edukasi dan pembinaan kepada kelompok-kelompok masyarakat juga menjadi solusi yang perlu diperkuat.
Menurutnya, masih banyak individu yang bisa diarahkan menjadi kontributif jika diberikan pembinaan secara tepat.
Mardani bahkan membuka kemungkinan pendekatan alternatif seperti rehabilitasi sosial terhadap anggota kelompok tertentu yang terindikasi melakukan tindakan menyimpang, agar mereka dapat kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik.
“Tapi saat yang sama, edukasi di masyarakat, kesadaran di masyarakat, keberanian di masyarakat harus dibangun,” pungkasnya.***
Baca Juga: Dendam Politik Jokowi? Pengamat Beri Peringatan untuk Rakyat Indonesia