bisnisbandung.com - Di tengah meningkatnya ketegangan militer antara India dan Pakistan, sejumlah pihak mulai mendorong adanya peran aktif dari komunitas internasional guna mencegah eskalasi lebih lanjut.
Dalam konteks ini, Indonesia dinilai memiliki potensi besar untuk mengambil peran sebagai mediator guna meredakan konflik yang kian membara.
Pakar hukum internasional Prof. Hikmahanto Juwana menyampaikan pandangannya bahwa keterlibatan pihak ketiga menjadi sangat penting ketika dua negara yang berselisih enggan menunjukkan tanda-tanda kompromi.
Baca Juga: Hasan Nasbi Tak Jadi Mundur, Pengamat: Adakah Pembaruan dalam Komunikasi Politik Istana?
Menurutnya, India dan Pakistan saat ini berada pada posisi saling balas serangan, yang membuat keduanya sulit untuk mundur tanpa tekanan diplomatik dari pihak luar.
Indonesia, dengan reputasi diplomatik yang netral dan pengalaman dalam penyelesaian konflik regional maupun internasional, dipandang sebagai pihak yang cukup kredibel untuk menjalankan fungsi mediasi.
“Bahkan kalau perlu mungkin Indonesia. Kita bisa melakukan mediasi agar dua negara ini tidak terus mengeskalasi serangan-serangan yang dilakukan,” ungkapnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube Metro TV, Kamis (8/5).
Baca Juga: Prabowo Tepis Isu Pembersihan Orang Jokowi, Pengamat: Hasan Nasbi Tetap di PCO
Selain itu, Indonesia memiliki sejumlah tokoh senior dengan pengalaman dan pengaruh internasional yang bisa dipercaya menjalankan misi damai.
“Bisa saja Bapak Presiden meminta Menlu untuk melakukan shuttle diplomacy, jadi bolak-balik antara India dan Pakistan untuk mencari titik temu. Atau, Bapak Presiden bisa mengutus utusan khusus untuk melakukan proses mediasi antar dua negara,” terangnya.
Beberapa tokoh nasional yang disebut potensial untuk menjalankan peran tersebut antara lain Menteri Luar Negeri saat ini, serta mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan mantan Menlu Hasan Wirayuda.
Ketiganya dikenal memiliki rekam jejak kuat dalam diplomasi dan penyelesaian konflik. Dalam skema mediasi, pemerintah Indonesia bisa menugaskan tokoh-tokoh ini untuk menjalankan diplomasi antarnegara, termasuk dengan melakukan shuttle diplomacy ke India dan Pakistan.
Baca Juga: Seperti Sepak Bola, Pengamat: Politik Indonesia Butuh Regenerasi yang Tak Bisa Tanpa Pemain Muda
Langkah ini menjadi relevan mengingat situasi yang semakin tidak terkendali. Aksi saling serang antara kedua negara telah menimbulkan korban jiwa di kedua pihak dan menimbulkan kekhawatiran akan pecahnya perang besar.