Hal paling mencolok menurut Rocky adalah aksi beberapa menteri yang secara terang-terangan sowan ke Solo dan menyatakan bahwa Jokowi “masih bos mereka”, tepat ketika Prabowo sedang di luar negeri.
“Kenapa sowan ke Solo bukan ketika Prabowo di dalam negeri? Kenapa bilang Jokowi masih bos? Ini bukan sekadar nostalgia. Ini bentuk simbolik bahwa mereka masih loyal ke Jokowi,” kata Rocky.
Ia menyebut nama-nama seperti Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, serta Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji yang hadir di Solo sebagai bagian dari "panggung depan politik" yang menunjukkan adanya resistensi dalam kabinet Prabowo.
Baca Juga: Orang-Orang Kaya Indonesia Marak Pindahkan Uangnya, Psikologis Pasar Bisa Terganggu?
Rocky menilai, kehadiran para menteri ke Solo di saat Prabowo sedang ke luar negeri bukan kebetulan.
"Itu pasti ada pembicaraan politik. Bisa soal reshuffle bisa juga soal strategi bertahan dalam kabinet,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa Jokowi sangat mungkin ingin tahu isi pembicaraan Mega dan Prabowo dan pertemuan para menteri ini adalah upaya untuk menjaga “pengaruh” Jokowi dalam pemerintahan yang mulai berubah arah.
“Kalau ini dibiarkan publik akan melihat bahwa pemerintahan Prabowo masih dalam bayang-bayang Jokowi. Dan itu sangat berbahaya bagi stabilitas politik,” tutup Rocky.***