"Banyak yang berharap Prabowo akan berubah setelah jadi presiden. Tapi sejauh ini garis ideologis dengan Jokowi belum terlihat jelas. Ini membuat masyarakat sipil kebingungan," kata Rocky Gerung.
Rocky Gerung mengkritik keras kalangan akademisi yang menurutnya ikut mengalami kebuntuan berpikir.
Ia menyebut "Kedunguan itu merata di elit, akademisi, dan masyarakat sipil."
Ia mengingatkan pentingnya kembali kepada fondasi berpikir teoritis dan ideologis agar perubahan sosial memiliki arah.
Baca Juga: PDIP Berpotensi Masuk Kabinet? Prof Siti Zuhro: Prabowo Pemimpin yang Merangkul Semua Golongan
"Perubahan yang tak dituntun oleh ide akan menghasilkan kekecewaan. Kita butuh pemetaan pikiran bukan sekadar slogan kerja-kerja-kerja," tegasnya.
Rocky Gerung juga menekankan perlunya masyarakat sipil untuk mengambil jeda, merenung, dan melakukan konsolidasi ulang pasca-Lebaran.
“Jangan terlalu lama jedanya. Harus ada kesepakatan ideologis yang jadi fondasi gerakan,” imbuhnya.
Rocky Gerung menyinggung pentingnya kehadiran narasi besar dan daya pikir dalam membangun bangsa.
Baca Juga: Ekonom Tegaskan Ini Langkah Paling Tepat Hadapi Kebijakan Presiden Trump
"Indonesia merdeka karena diskursus, bukan karena adu dengkul. Kalau elite kehilangan gagasan, masyarakat sipil seharusnya menjadi andalan berpikir."
Ia pun menyinggung kehadirannya sebagai salah satu wadah untuk menghidupkan kembali ruang akademik yang macet di masyarakat.
“Kalau tidak ada ide kita hanya akan ribut soal nama-nama. Bukan soal arah bangsa,” pungkasnya.***