Bisnisbandung.com - Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti situasi terkini gerakan mahasiswa dan masyarakat sipil yang menurutnya mulai kehilangan arah dan kekuatan konsolidasi.
Dalam YouTubenya, Rocky Gerung menyebut adanya gejala fragmentasi serius bahkan menyebut kemungkinan terjadinya "operasi aborsi politik" terhadap gerakan perlawanan.
"Perlawanan itu tetap berjalan tapi agendanya tercerai-berai. Tidak ada konsolidasi tidak ada isu strategis yang konsisten dipertahankan," ujar Rocky Gerung.
Baca Juga: Ini Dia Pre Order iPhone 16 Garansi Resmi Indonesia
Rocky Gerung menggambarkan kondisi ini sebagai kakofoni yakni riuh tanpa makna.
"Ramai tapi tidak terkomposisi. Ini adalah gejala political fatigue, kelelahan politik masyarakat sipil," katanya.
Menurut Rocky Gerung kekacauan ini diperparah oleh absennya tiga pilar utama dalam gerakan sosial: ide, strategi, dan organisasi.
Ia menyebut banyak kelompok masyarakat yang terjebak dalam pengorganisasian tanpa ide dan strategi yang matang.
"Berebut pengaruh dalam organisasi tanpa ide itu konyol. Apalagi tanpa strategi. Akhirnya jadi semacam pertunjukan yang tak punya arah," kritik Rocky Gerung.
Ia juga menyinggung minimnya pendalaman substansi dan terlalu banyaknya kecurigaan antar aktivis.
"Sekarang banyak yang lebih sibuk mengintip dan mencurigai, padahal kita butuh perjanjian diam-diam: siapa yang menyusun ide, siapa yang menyusun strategi, siapa yang mengorganisasi."
Rocky Gerung membandingkan situasi saat ini dengan masa reformasi 1998 di mana terdapat musuh bersama yang jelas yaitu rezim Orde Baru dan simbol utamanya: KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme).
Kini menurutnya arah perlawanan menjadi kabur karena perpindahan dari pemerintahan Jokowi ke Prabowo yang disebutnya belum menunjukkan garis ideologis yang tegas.
Baca Juga: Geram! Ray Rangkuti Ungkap Jokowi Dilaporkan Berkali-kali, Tapi KPK Masih Bilang 'Silakan Laporkan'
Artikel Terkait
Tarif Impor Trump Jadi Ancaman? Luhut: Kita Justru Punya Banyak Peluang!
Pertemuan Prabowo dan Pemred Ramai Dibahas, Pengamat Politik Senior: Tapi Kenapa Jokowi ‘Dilupakan’?
Diam-Diam Prabowo Temui Megawati, Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah: Tanda Hubungan dengan Jokowi Tak Lagi Mesra
Didorong KSPI, Prabowo Siap Bentuk Satgas Khusus Atasi PHK
Politikus PSI: Dedi Mulyadi Pemimpin Langka yang Dibutuhkan Indonesia
Tak Lagi Razia, Ini Cara Pramono Anung Tertibkan Pendatang Baru ke Jakarta