Adi Prayitno juga menyinggung spekulasi menarik soal hubungan segitiga antara Prabowo, Megawati, dan Jokowi.
Menurutnya selama hubungan Prabowo dan Jokowi masih mesra pertemuan Prabowo dan Megawati selalu urung terjadi.
“Kalau benar semalam mereka bertemu bisa jadi hubungan Prabowo dan Jokowi sudah tidak seharmonis dulu. Ini logika politik yang berkembang di publik,” kata Adi Prayitno.
Baca Juga: Ketika Presiden Prabowo Ditanya Perihal Wewenang Polisi: Harus Cukup Untuk Melakukan Tugasnya
Namun ia menambahkan Prabowo hari ini adalah presiden.
Ia berhak membangun komunikasi dengan siapa pun termasuk Megawati dan SBY.
“Prabowo bukan lagi menteri bukan lagi bawahan. Sekarang dialah orkestra utama politik Indonesia.”
Nama Didit Prabowo juga ikut disinggung, Menurut Adi Prayitno peran Didit yang kerap tampil dalam momen penting bersama para tokoh bangsa menunjukkan strategi komunikasi halus dari Prabowo.
Baca Juga: Najwa Shihab Singgung Transparansi RUU Polri, Presiden Prabowo: Kalau Tidak Puas, Jangan Ngarang
Mulai dari perayaan ulang tahun, momen Lebaran, hingga foto-foto kebersamaan dengan SBY, Megawati, dan Jokowi.
“Didit adalah duplikat politik Prabowo. Lewat Didit, publik bisa menangkap sinyal bahwa Prabowo ingin dekat dengan semua tokoh penting republik ini,” ujar Adi.
Meski banyak sinyal dan konfirmasi tak langsung publik masih menunggu pernyataan resmi dari Istana, Gerindra, atau PDIP soal pertemuan itu.
Baca Juga: Abu Janda Bikin Heboh, Mengaku Diangkat Menjadi Komisaris PT Jasamarga Tollroad, Benarkah?
Adi Prayitno menekankan pentingnya komunikasi politik antar-elite untuk menjaga stabilitas nasional ke depan.
“Elite boleh akrab boleh kerja sama tapi kalau ada kebijakan yang menyimpang jangan ragu saling mengingatkan. Negara ini harus terus dikawal agar tetap di jalan yang lurus,” tutupnya.***