Isu keaslian ijazah milik mantan Presiden Jokowi mengemuka dan kini menjadi sorotan publik.
Polemik ini memanas setelah beredarnya ulang foto-foto ijazah yang diklaim sebagai dokumen otentik dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
Pengamat politik dan jurnalis senior, Hersubeno Arief, ikut angkat bicara terkait polemik ini. Ia menilai bahwa kemunculan kembali dokumen tersebut justru memperkuat dugaan publik tentang kejanggalan pada ijazah Jokowi.
Baca Juga: Tak Bisa Dilempar ke Kurator! Partai Buruh Ungkap Gagalnya Pembayaran THR Eks Karyawan Sritex
“Tiba-tiba beberapa akun mengunggah foto ijazah yang disebut sebagai bukti bahwa Jokowi itu betul-betul alumnus dari Universitas Gadjah Mada,” ujarnya dilansir dari youtube Hersubeno Point.
Menurutnya, alih-alih menutup kontroversi, unggahan-unggahan tersebut malah memperlihatkan potensi manipulasi, terutama karena tidak ada klarifikasi langsung yang tegas dari pihak terkait.
Hersubeno juga menyoroti peran para pendukung Jokowi yang mengunggah dokumen tersebut di media sosial.
Ia melihat ada indikasi kampanye media sosial yang dirancang untuk melawan tudingan dari Dr. Rismon Hasiholan Sianipar, seorang alumni UGM yang sejak awal mengungkap berbagai kejanggalan pada dokumen akademik Jokowi.
Baca Juga: Karyawan Keluhkan Belum Dapat THR, Kemenaker Tidak Berpihak Pada Pekerja?
Dr. Rismon sendiri telah melakukan analisis digital terhadap ijazah Jokowi dan menemukan beberapa poin mencurigakan, termasuk penggunaan font Times New Roman, yang menurutnya belum tersedia sebelum tahun 1992.
Selain itu, ia mengkritisi format nomor seri ijazah Jokowi yang tidak sesuai dengan standar penomoran UGM pada era tersebut.
Penomoran hanya menunjukkan angka sederhana tanpa kode fakultas atau tahun angkatan, berbeda dengan ijazah milik alumni lain di tahun yang sama.
Isu ini juga mendorong sejumlah alumni dan aktivis untuk merencanakan aksi ke kampus UGM pada 15 April mendatang.
Baca Juga: Gaya Rapat Pemerintah Jadi Sorotan, Rhenald Kasali Sebut Tidak Efektif dan Banyak Omong