"Lihat saja apa yang terjadi pada Golkar dan PSI. Jokowi ingin menjadikan partai-partai ini sebagai kendaraan politiknya sekaligus melemahkan posisi PDI-P," katanya.
Ikrar Nusa Bhakti bahkan mengingatkan ancaman terbesar bagi PDI-P saat ini bukan hanya berasal dari luar tetapi juga dari dalam.
Jika PDI-P gagal menjaga soliditas internalnya maka upaya untuk mempertahankan independensi partai akan semakin sulit.
"Kita harus belajar dari pengalaman Golkar, Demokrat, dan PSI. Kalau PDI-P terpecah maka Jokowi bisa dengan mudah mengambil alih atau melemahkan partai ini," ungkapnya.
Baca Juga: Masyarakat Dilanda Ketakutan, Haris Azhar: Undang-Undang ITE yang Baru juga Masih Mengancam
Menurut Ikrar Nusa Bhakti salah satu skenario yang mungkin terjadi adalah upaya untuk mendorong regenerasi kepemimpinan di PDI-P dengan membawa tokoh-tokoh yang lebih loyal kepada Jokowi.
Jika ini terjadi maka ideologi PDI-P yang selama ini dikenal sebagai partai pembela wong cilik bisa terkikis.
Ikrar Nusa Bhakti menegaskan bahwa PDI-P harus berhati-hati dalam menghadapi manuver politik Jokowi.
Jika tidak partai ini bisa mengalami nasib serupa dengan partai-partai lain yang telah dilemahkan atau dikendalikan oleh kepentingan politik tertentu.***