Bisnisbandung.com - Pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Presiden (Presidential Communication Office/PCO) Hasan Nasbi memantik kemarahan publik.
Hasan Nasbi dinilai menyepelekan kasus teror politik berupa kiriman kepala babi ke jurnalis Tempo Friska Sari dengan komentar sinisnya di media sosial.
Pengamat politik Adi Prayitno menilai respons Hasan jauh dari empati.
Baca Juga: Umat Hindu Bandung Raya Gelar Upacara Melasti di Gunung Tangkuban Perah
Alih-alih memberikan dukungan Hasan Nasbi justru menyindir kiriman kepala babi tersebut dengan berkata, “Sebaiknya dimasak saja.”
Dikutip dari youtubenya, Adi Prayitno menjelaskan “Komentar ini jelas membuat rakyat marah besar.”
“Bagaimana mungkin pejabat dekat istana yang seharusnya meneduhkan malah memperolok ancaman serius terhadap jurnalis?” kata Adi Prayitno.
Menurut Adi Prayitno teror berupa kiriman kepala babi bukan hal sepele.
Itu adalah bentuk nyata intimidasi politik yang mengancam keselamatan jurnalis.
Baca Juga: ‘Menumbangkan Hasto dengan Berbagai Cara’ Jhon Sitorus Ungkap Kejanggalan
Apalagi Tempo dikenal sebagai media kritis yang berani mengungkap berbagai kasus penting.
“Ini bukan main-main. Ancaman nyawa. Publik tahu ini intimidasi serius. Apalagi setelah itu kantor Tempo juga dilempari tikus mati. Sangat jelas ini bentuk teror beruntun,” tegas Adi Prayitno.
Ia menyayangkan di tengah gelombang dukungan publik kepada Friska dan Tempo, Hasan Nasbi justru memperkeruh suasana dengan sikap sinis.
Padahal menurut Adi Prayitno banyak politisi bahkan dari lingkaran kekuasaan yang menunjukkan simpati.
Baca Juga: Rakyat Enggan Komunikasi dengan Pejabat, Hendri Satrio: Mereka Ketakutan Tidak Didengarkan