nasional

Sejarah Kelam Pertamina Kembali Terulang, Rhenald Kasali: Ini Kenyataan!

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:00 WIB
Guru Besar Universitas Indonesi Rhenald Kasali (dok youtube Rhenald Kasali)


Bisnisbandung.com - Guru Besar Universitas Indonesi Rhenald Kasali menyoroti permasalahan klasik yang terus menghantui Pertamina.

Dalam YouTube-nya Rhenald Kasali menyebut sejarah Pertamina terus berulang dengan berbagai permasalahan internal termasuk dugaan adanya mafia yang menggerogoti perusahaan pelat merah ini.

Rhenald Kasali menyoroti fenomena perpindahan konsumen dari SPBU Pertamina ke SPBU asing seperti Shell dan BP.

Baca Juga: Marak Kasus Korupsi Terbongkar, Rinny Budoyo Soroti Tindak Lanjut yang Masih Dipertanyakan

Meski harga BBM di SPBU asing lebih tinggi masyarakat tetap beralih karena merasa mendapatkan layanan yang lebih baik.

Hal ini menurutnya merupakan indikasi dari menurunnya kepercayaan publik terhadap Pertamina.

"Dulu kita lihat SPBU Pertamina banyak yang jorok, antreannya panjang, dan pelayanan kurang ramah. Lalu ada pembenahan sempat membaik. Tapi sekarang kok sejarahnya terulang?" kata Rhenald Kasali.

Rhenald Kasali mengingatkan bahwa di masa kepemimpinan Ari Soemarno Pertamina sempat melakukan transformasi besar-besaran.

Salah satunya adalah perubahan logo dari kuda laut menjadi logo yang lebih modern.

Baca Juga: Respons Defensif Jokowi Soal Korupsi Pertamina, Alifurrahman Bandingkan Reaksi saat Kasus Kaesang

Selain itu,standar layanan SPBU juga ditingkatkan dengan kebersihan yang lebih baik dan sistem antrean yang lebih rapi.

"Dulu kita lihat logo kuda laut diganti, layanan diperbaiki, pegawai diawasi ketat. Tapi sekarang kenapa malah mundur lagi?" ujarnya.

Rhenald Kasali juga menyoroti bagaimana Pertamina pernah mengalami kesulitan dalam pengelolaan aset dan laporan keuangan yang tidak transparan.

Salah satu isu yang kerap menjadi sorotan adalah peran Petral anak usaha Pertamina di Singapura yang pernah dituding sebagai tempat praktik rente dan mafia minyak.

Baca Juga: THR Ojol Jangan Hanya Memikirkan yang Muslim, Analis Khoirul Umam: Non Muslim Tetap Dipikirkan

Halaman:

Tags

Terkini