bisnisbandung.com - Kenaikan harga bahan bakar Shell belakangan ini menjadi perbincangan, terutama di tengah isu terkait Pertamina yang masih menjadi sorotan publik.
Banyak pihak menilai bahwa kenaikan harga kompetitor bukanlah solusi bagi Pertamina untuk mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat.
Justru, kondisi ini semakin mendorong konsumen beralih ke pilihan lain yang dinilai lebih transparan dan berkualitas.
Baca Juga: Ahok Bongkar Insiden Balongan, Curiga Kebakaran Tangki untuk Hilangkan Bukti
Jhon Sitorus, pegiat media sosial turut menyoroti permasalahan ini. Ia sudah menduga kenaikan harga di Shell akan terjadi.
“Harga Shell naik? Udah ketebak sih begitu kasus pertamax OPLOSAN Pertalite keangkat,” lugasnya dilansir Bisnis Bandung dari akun X pribadinya.
“Dikira dengan begini akan membangun kepercayaan kepada si Pertamina? Enggak...malah makin ditinggal,” sambungnya.
Menurutnya, permasalahan utama yang dihadapi Pertamina bukan sekadar persaingan harga dengan kompetitor, tetapi juga transparansi dalam pengelolaan dan pelayanan kepada masyarakat.
“Cara mengembalikan kepercayaan itu bukan dengan menaikkan harga kompetitor,” tegasnya.
Ia menilai bahwa kritik terhadap Pertamina bukan hanya soal harga bahan bakar, tetapi juga bagaimana perusahaan ini mengelola bisnisnya secara keseluruhan.
Kepercayaan publik terhadap suatu merek bahan bakar tidak hanya ditentukan oleh harga, tetapi juga oleh faktor lain seperti kualitas produk, pelayanan, serta fasilitas yang disediakan.
Dalam beberapa kasus, konsumen mengeluhkan kualitas bahan bakar yang dianggap tidak konsisten, pelayanan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang kurang ramah, hingga fasilitas yang kurang memadai.
Baca Juga: Konstitusi Dihitamkan? Feri Amsari: Negara Takut pada Lagu dan Lukisan