“Dulu zaman Pak Harto banyak beredar cerita humor yang menyindir kekuasaan. Itu terjadi di negara-negara yang kebebasan berpendapatnya mulai terancam. Sekarang kita lihat sendiri kritik lewat lagu malah dipersoalkan,” ujarnya.
Selain soal pemanggilan band oleh kepolisian Mahfud MD juga menyoroti pemecatan vokalis perempuan Band Sukatani yang berprofesi sebagai guru SD.
Ia mempertanyakan alasan pemecatan yang disebut terkait penampilan vokalis tersebut saat tampil di panggung.
“Saya minta maaf tapi pemecatannya itu dilakukan 6 Februari. Sementara penampilannya yang dijadikan alasan itu sudah lama terjadi. Jadi wajar kalau ada dugaan ini hanya alasan yang dicari-cari,” kata Mahfud MD.
Baca Juga: Rinny Budoyo Soroti Ketegasan Megawati: Berani Bicara, Tak Menusuk dari Belakang
Namun Mahfud MD juga mengapresiasi langkah Kapolri yang akhirnya mengklarifikasi bahwa kepolisian tidak anti-kritik dan justru mengangkat vokalis band tersebut sebagai duta polisi.
Ia juga menyambut baik sikap Bupati Purbalingga yang menawarkan bantuan agar sang vokalis bisa kembali mengajar.
“Bagus kalau ada perbaikan seperti ini. Kesalahan dalam demokrasi harus segera dikoreksi. Saya kira ini langkah baik,” tutup Mahfud MD.
Baca Juga: Ade Armando Sindir Tempo: Tuduhan Otoritarianisme Prabowo Tidak Berdasar
Mahfud MD menegaskan bahwa masyarakat tidak boleh takut untuk bersuara demi keadilan dan demokrasi.
“Jangan diam. Tetap semangat tetap bersuara karena ini negara kita bersama,” pungkasnya.***