Bisnisbandung.com - Perkembangan keuangan digital di Indonesia terus menunjukkan tren positif.
Dengan meningkatnya transaksi elektronik dan layanan keuangan berbasis teknologi banyak pihak berharap sektor ini dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.
Namun ekonom Awalil Rizky menyoroti satu hal penting, bagaimana seandainya proyek e-KTP dulu tidak dikorupsi? Apakah keuangan digital bisa lebih optimal dalam mendongkrak ekonomi?
Baca Juga: Tips Sahur Ala dr. Zaidul Akbar yang Memberikan Energi Tahan Lama Selama Puasa Ala Dr. Zaidul Akbar
Keuangan digital telah membawa perubahan signifikan dalam transaksi keuangan masyarakat.
Dari sistem pembayaran elektronik, mobile banking, hingga financial technology (fintech), kemudahan transaksi semakin terasa.
Bank Indonesia mencatat peningkatan transaksi digital yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Namun menurut Awalil Rizky pertumbuhan ini masih bisa lebih optimal jika infrastruktur dasar seperti sistem identitas kependudukan tidak mengalami kendala di awal penerapannya.
Baca Juga: 7 Strategi Jitu Melawan Lapar Saat Puasa, Biar Tetap Kuat dan Bugar!
Kasus korupsi e-KTP yang mencuat beberapa tahun lalu menyebabkan proyek ini berjalan tersendat.
Seandainya proyek tersebut berjalan sesuai rencana tanpa adanya penyimpangan maka sistem identitas digital di Indonesia akan lebih kuat.
"Salah satu masalah utama keuangan digital adalah kepercayaan dan aksesibilitas. Jika e-KTP dulu tidak dikorupsi sistem keuangan digital kita mungkin lebih maju karena memiliki basis data kependudukan yang solid," ujar Awalil Rizky.
Tanpa sistem identitas yang akurat dan dapat diandalkan layanan keuangan digital masih menghadapi berbagai kendala termasuk dalam hal inklusi keuangan.
Banyak masyarakat yang masih kesulitan mengakses layanan perbankan dan fintech karena masalah validasi identitas.
Baca Juga: Setelah 1 Tahun Hiatus, NOAH Comeback Merilis single Suara Dalam Kepala Bersama Ramengvrl