bisnisbandung.com - Seruan "Adili Jokowi" semakin menggema di berbagai daerah, mencerminkan eskalasi ketidakpuasan publik terhadap kebijakan dan kepemimpinan mantan Presiden Joko Widodo.
Budayawan Mohamad Sobary menilai bahwa fenomena ini bukan sekadar slogan politik, tetapi merupakan ekspresi nyata dari kekecewaan masyarakat yang semakin meluas.
Tuntutan ini bukan sekadar slogan kosong, tetapi merupakan luapan emosi kolektif dari masyarakat yang merasa diperlakukan tidak adil.
Baca Juga: Gerakan Mahasiswa Meledak! Rocky Gerung: 'Indonesia Gelap' Bentuk Perlawanan!
“Ketidakadilan seperti apa? Tidak usah kita bahas lagi, Bung. Kita semuanya sudah tahu bagaimana Jokowi bertingkah laku tidak adil dalam politik kita,” lugas Sobary dilansir Bisnis Bandung dari youtube Anak Bangsa TV.
“Kita sudah tahu itu! Maka itu harus diperhatikan. Itu harus kita perhatikan! Seruan Adili Jokowi yang muncul di berbagai kota, muncul di mana-mana, Bung,” sambungnya.
Suara ini muncul di berbagai daerah sebagai refleksi dari keresahan publik yang mendalam terhadap kepemimpinan Jokowi.
Baca Juga: Dari Kabinet Gemuk hingga Indonesia Gelap, Rudi S Kamri: Rakyat Bisa Melawan!
Gelombang protes ini bukan hanya terbatas pada kelompok tertentu, tetapi melibatkan berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pedagang kecil, petani, hingga pekerja harian.
Mereka menyuarakan ketidakpuasan terhadap kebijakan yang dianggap tidak adil dan merugikan rakyat.
Kemarahan ini bukanlah sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba. Banyak pihak menilai bahwa ketidakadilan yang dirasakan oleh rakyat telah berlangsung cukup lama, sehingga memicu akumulasi emosi yang semakin kuat.
Kini, seruan "Adili Jokowi" menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat.
Budayawan Mohamad Sobary turut menyoroti fenomena ini sebagai bentuk kemarahan rakyat yang nyata dan tidak bisa diremehkan.
Baca Juga: Prabowo Memuji, Mahasiswa Mengecam! Rocky Gerung: Tuntutan Adili Jokowi Tak Terbendung