bisnisbandung.com - Presiden Prabowo Subianto menanggapi isu bahwa dirinya dikendalikan oleh mantan Presiden Joko Widodo dalam acara HUT ke-17 Partai Gerindra di Sentul Convention Center pada 15 Februari 2025.
Dalam pidatonya, Prabowo menggunakan kata “ndasmu” untuk merespons tuduhan tersebut.
Pernyataan ini mendapat perhatian luas karena kata tersebut dalam bahasa Jawa memiliki konotasi kasar, terutama di wilayah Mataraman.
Menurut jurnalis senior Hersubeno Arief, penggunaan kata “ndasmu” dalam bahasa Jawa memang memiliki makna yang sangat tajam dan kasar.
Baca Juga: Rakyat Harus Kritis! Henri Subiakto: Agar Pemerintah Jauh Lebih Hati-Hati dalam Membuat Kebijakan
Meskipun secara harfiah berarti “kepalamu,” dalam konteks budaya Mataraman, kata ini dinilai tidak pantas diucapkan dalam forum resmi, apalagi oleh seorang presiden yang menjadi panutan publik.
Hersubeno mencatat bahwa Prabowo tidak hanya mengucapkannya sekali, tetapi hingga tiga kali dalam pidatonya, menunjukkan bahwa hal tersebut bukanlah “keceplosan.”
Hersubeno juga mengungkapkan bahwa ini bukan kali pertama Prabowo menggunakan kata yang sama.
Berdasarkan penelusurannya, Prabowo sudah beberapa kali mengucapkannya dalam berbagai kesempatan politik, bahkan sejak masih menjadi oposisi.
Baca Juga: Di Balik Pujian Presiden Prabowo untuk Jokowi, Rocky Gerung Duga Itu Hanya ‘Sugar Cover’
“Jadi, ini bukan keceplosan kalau sampai tiga kali. Dan ini juga bukan pertama kalinya Prabowo menggunakan kosakata itu dalam pidatonya,” terangnya dilansir dari youtube Hesubeno Point.
Pernyataan ini, menurut Hersubeno, menunjukkan sisi emosional Prabowo yang cenderung bereaksi keras terhadap kritik yang ditujukan kepadanya.
Lebih lanjut, Hersubeno menilai bahwa pernyataan Prabowo tersebut menunjukkan ketidaknyamanan terhadap tuduhan bahwa dirinya dikendalikan oleh Jokowi.
Baca Juga: PHK Tenaga Honorer & Efisiensi Anggaran, Sri Mulyani Bongkar Faktanya