Pengurangan anggaran dalam program makan bergizi menimbulkan kekhawatiran terhadap kualitas asupan gizi anak-anak sekolah.
Dengan anggaran yang terbatas, tidak semua komponen nutrisi penting bisa dipenuhi, terutama protein hewani yang harganya cukup mahal.
Anton mengingatkan bahwa kekurangan gizi dapat berdampak pada perkembangan kognitif dan fisik anak-anak, yang pada akhirnya dapat memengaruhi daya saing mereka di masa depan.
Ia juga menyoroti risiko kemiskinan struktural yang akan terus membelenggu generasi muda apabila masalah gizi tidak segera ditangani dengan serius.
“Saya pribadi mengatakan ini betul-betul bermanfaat. Tapi ada banyak persoalan lain, seperti bertambah gemuknya kabinet dan lain-lain,” tegas Anton J Supit.***
Baca Juga: New Awareness atau New Problem? Kontroversi Pemangkasan Anggaran