Ia juga menyebut bahwa kegagalan Bahlil dalam mengantisipasi dampak kebijakan ini memperkuat persepsi publik bahwa ia tidak memiliki kapasitas yang cukup.
Bahkan Rocky Gerung menyinggung bahwa Bahlil sejak awal sudah diragukan kemampuannya baik secara akademik maupun manajerial.
"Publik sudah lebih dulu punya persepsi negatif terhadap Bahlil. Mulai dari isu kepemimpinannya di Golkar, kasus akademiknya, hingga sekarang kebijakan yang membuat kekacauan. Ini jadi akumulasi yang makin memperburuk citranya," tambahnya.
Baca Juga: Alifurrahman Curiga Bahlil Keceplosan Sebut Nama Wapres, Ada Skenario Politik?
Rocky Gerung juga menyoroti peran Golkar yang tampak pasang badan membela Bahlil.
Ia menyebut ada indikasi bahwa Golkar ingin mempertahankan posisinya di pemerintahan dengan mempertahankan menteri-menterinya.
Meskipun di sisi lain Gerindra mulai menunjukkan ketidaksepahaman terhadap beberapa kebijakan.
"Golkar tentu tidak mau kehilangan pengaruhnya di kabinet. Tapi kalau Prabowo terus mengoreksi kebijakan menterinya yang dari Golkar maka wajar jika muncul ketegangan di internal," katanya.
Lebih jauh Rocky Gerung bahkan menyebut bahwa Bahlil bisa menjadi bagian dari reshuffle kabinet yang mungkin dilakukan Prabowo dalam waktu dekat.
"Kita lihat nanti apakah Prabowo berani mengambil langkah untuk mengganti menteri-menteri yang dianggap membebani citranya. Kalau Bahlil akhirnya di-reshuffle itu tanda bahwa Prabowo mulai mengambil jarak dari Golkar," pungkasnya.***