bisnisbandung.com - Kasus dugaan salah tuduh terhadap seorang sopir pick up di Palembang kembali menyoroti praktik razia di jalanan.
Jhon Sitorus, pegiat sosial, secara terbuka mengkritik insiden ini dan menyebut tindakan aparat sebagai perlakuan tidak sopan terhadap rakyat.
“Ga sopan banget sama tuannya (Rakyat),” tulisnya dilansir Bisnis Bandung dari akun X pribadinya, Kamis (6/2/25).
Baca Juga: Tak Butuh Penghargaan, Dedi Mulyadi: yang Penting Masyarakat SejahteraBaca Juga: Tak Butuh Penghargaan, Dedi Mulyadi: yang Penting Masyarakat Sejahtera
Ia menyoroti bagaimana seorang sopir, Syaiful Hadi, mengalami peristiwa yang mencerminkan dugaan penyalahgunaan wewenang oleh oknum aparat.
Menurut keterangan yang beredar, Syaiful Hadi sempat menjalani pemeriksaan dalam razia gabungan dan dinyatakan tidak bersalah.
Namun, setelah melewati lokasi razia, ia justru dikejar oleh polisi hingga pintu tol, yang berujung pada adu mulut dan tuduhan kepemilikan sabu.
Baca Juga: Sidak Pangkalan Gas LPG 3 Kg, Gibran Pastikan Distribusi Tepat Sasaran!
Saat dilakukan penggeledahan, yang ditemukan di bak mobilnya hanyalah pisang, bukan barang terlarang seperti yang dituduhkan.
Jhon Sitorus menyoroti fakta ini sebagai bukti bahwa tindakan aparat berlebihan dan tidak sesuai prosedur.
Kejadian ini memicu perhatian publik, terutama karena adanya laporan bahwa praktik serupa sering terjadi di wilayah tersebut.
Jhon Sitorus mengungkap bahwa para sopir di sekitar area itu kerap mengalami pengejaran dan pemerasan oleh oknum aparat dengan jumlah yang berkisar Rp300.000. Bahkan, ada laporan bahwa kejadian seperti ini berulang setiap dini hari hingga subuh.
Selain tuduhan yang tidak terbukti, insiden ini juga menuai kritik karena anak Syaiful Hadi yang masih berusia enam tahun ikut menyaksikan peristiwa traumatis tersebut.
Baca Juga: Kami Rakyat Biasa Jangan Disusahkan, Hendri Satrio: Jokowi Buta Mata Tuli Telinga?