Bisnisbandung.com - Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti langkah Presiden Prabowo Subianto.
Prabowo memerintahkan pemotongan anggaran hingga 50% untuk menghemat sekitar Rp300 triliun dalam APBN.
Menurut Rocky Gerung dalam youtubenya penghematan ini menunjukkan keprihatinan presiden terhadap pemborosan birokrasi ada potensi dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi terutama di daerah.
Baca Juga: Tour Motor Jokowi dan Pertemuan dengan Budi Arie, Alifurrahman: Pengalihan Isu?
Rocky Gerung menjelaskan "Penghematan berarti berkurangnya peredaran uang negara di daerah."
"Kegiatan seperti seminar yang biasanya memberikan keuntungan bagi penyedia spanduk, hotel, dan pengusaha bunga, akan berkurang. Demikian juga dengan sektor transportasi dan ojek online yang turut merasakan dampaknya," ujar Rocky Gerung.
Ia menambahkan penghematan negara dapat menyebabkan konsumsi tidak tumbuh di daerah padahal pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat bergantung pada dorongan konsumsi, baik di sektor rumah tangga maupun UMKM.
Rocky Gerung juga menyoroti besarnya kabinet saat ini dan menyarankan agar Presiden Prabowo mempertimbangkan perampingan kabinet sebagai bagian dari upaya penghematan.
"Jika anggaran dipangkas 50% yang mengakibatkan geliat ekonomi di daerah tidak tumbuh, pangkas juga biaya birokrasi yang membengkak akibat besarnya kabinet," tegasnya.
Baca Juga: Mantan Presiden Jokowi Masih Aktif, Eep Saefulloh Mengaku Cemas Nepotisme akan Berkembang
Selain itu Rocky Gerung mempertanyakan prioritas pemerintah yang tetap menganggarkan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) sebesar Rp48,8 triliun sementara program makan siang bergizi gratis menjadi fokus utama.
Ia menilai jika program makan siang bergizi ini tidak berhasil legitimasi Presiden Prabowo bisa terancam.
Rocky Gerung menyarankan agar manajemen penyaluran program makan siang gratis melibatkan komunitas seperti peran aktif emak-emak dalam menyiapkan makanan.
Hal ini diyakini dapat meningkatkan kualitas dan memastikan program berjalan efektif.
Baca Juga: Bandara VVIP di IKN Kebanjiran dan Berlumpur, Dulu Jokowi Banggakan