Ketika Anies tidak mendukung kandidat-kandidat PKS di sejumlah Pilkada termasuk di Depok dan Jawa Barat dukungan terhadap PKS di daerah-daerah tersebut menurun drastis.
Data menunjukkan bahwa keterpisahan antara Anies dan PKS membawa dampak signifikan pada performa elektoral partai tersebut.
Di Depok misalnya jagoan PKS gagal memenangkan Pilkada meski kota itu selama ini dikenal sebagai basis kuat PKS.
Hal serupa terjadi di Jawa Barat di mana suara PKS anjlok akibat hilangnya dukungan dari pemilih Anies.
Baca Juga: Survei Litbang Kompas Dipersoalkan, Saiful Mujani Kritik Evaluasi Pemerintah Harusnya dari Para Ahli
“Pemilih PKS yang selama ini dekat dengan Anies merasa kecewa dan beralih. Ini jadi pelajaran besar bagi PKS bahwa kedekatan dengan figur seperti Anies adalah faktor penting dalam mendulang suara,” tambah Adi Prayitno.
Menurut Adi Prayitno saran Mardani Ali Sera kepada Anies untuk tidak membentuk partai politik juga mencerminkan kekhawatiran PKS terhadap potensi hilangnya suara.
Jika Anies benar-benar membentuk partai besar kemungkinan pemilih loyal PKS yang pro-Anies akan berpindah haluan.
“PKS belum sepenuhnya move on dari Anies. Saran ini menunjukkan bagaimana PKS masih melihat Anies sebagai sosok penting yang dapat memengaruhi elektabilitas partai ke depan,” jelasnya.
Baca Juga: Terkait PIK 2 dan PSN Harus Diusut Secara Pidana! Henri Subiakto Serukan Tindak Lanjut Hukum
Adi Prayitno juga menilai di balik saran tersebut ada upaya Mardani Ali untuk mengingatkan Anies tentang risiko besar mendirikan partai politik.
Jika partai gagal berkompetisi di Pemilu citra Anies bisa terpuruk.
“Kalau partai yang didirikan Anies tidak lolos ambang batas parlemen itu akan menjadi pukulan berat. Ini bukan hanya soal kegagalan partai tetapi juga citra Anies sebagai figur politik nasional,” kata Adi Prayitno.***