“Walaupun itu mungkin diperlukan untuk membuat orang ingat bahwa Pak Jokowi masih ingin jadi presiden, kira-kira begitu,” sambungnya.
Penggunaan media sosial untuk mempopulerkan kegiatan seperti ini dianggap sebagai salah satu bentuk manuver politik yang mengaburkan fokus dari isu-isu yang lebih penting.
Rocky Gerung menilai, upaya mempertahankan perhatian publik ini tidak memberikan nilai tambah bagi masyarakat, melainkan hanya menjadi bagian dari pengelolaan citra.***
Baca Juga: Fantastis! Kekayaan Menpar Widiyanti Sentuh Rp 5,4 Triliun, Begini Penjelasannya