bisnisbandung.com - Salah satu analisis menarik datang dari pengamat politik Selamat Ginting, yang menduga bahwa Prabowo menggunakan strategi khusus untuk memposisikan pengaruhnya dalam melawan pengaruh Jokowi.
Menurutnya, pola kepemimpinan Prabowo menunjukkan pola "sandi yudha," yaitu pendekatan taktis dan strategis untuk menghadapi tantangan dari dalam pemerintahan.
Hubungan antara Jokowi dan Prabowo, meski terlihat harmonis di permukaan, menyimpan dinamika tarik-menarik yang tajam.
Selamat Ginting mencatat bahwa sejak Pilkada DKI Jakarta, relasi keduanya sudah diwarnai perbedaan sikap.
Baca Juga: Kalau Korupsi Banyakin Sekalian, Hendri Satrio: Hukumannya Lebih Ringan!
Saat itu, Prabowo menolak permintaan Jokowi untuk membawa hasil Pilkada ke Mahkamah Konstitusi, menegaskan pentingnya stabilitas nasional.
“Di situlah kemudian perlawanan dilakukan. Jadi, Prabowo memakai pola sandi yudha, menurut saya,” ucapnya dilansir dari youtube Anak Bangsa TV.
Perbedaan pandangan ini, bagi Selamat Ginting, mencerminkan bahwa hubungan keduanya tidak semulus yang dibayangkan.
Setelah Pilpres, Prabowo mengadopsi pendekatan berbeda dengan mendekat ke pemerintahan Jokowi.
Baca Juga: Rudi S Kamri: Pagar Laut Ini Bukan Swadaya Tapi Dagelan Paling Memalukan!
Pendekatan ini memungkinkan Prabowo untuk mengakomodasi keinginan politik Jokowi sambil mempersiapkan strategi jangka panjang yang akan memperkuat pengaruhnya.
Dalam kabinet pemerintahan Prabowo, beberapa tokoh kunci ditempatkan di posisi strategis yang memiliki potensi untuk memperluas pengaruh politik.
Contohnya adalah penempatan Budi Arie di Kementerian Koperasi, Feri Yuliantoro sebagai wakil menteri, serta Letjen Ludwik Paulus di bawah koordinasi Menko Polhukam.
Baca Juga: Pejabat Kemenhub Ungkap Fakta Mengejutkan, Rocky Gerung: Dugaan Korupsi Jokowi Terkuak