Bisnisbandung.com - Isu yang melibatkan Jokowi dan laporan OCCRP (Organized Crime and Corruption Reporting Project) terus menjadi perbincangan hangat.
Dalam YouTube Abraham Samad, Dr. Islah Bahrawi pengamat politik dan moderat mengungkap sejumlah pandangannya terkait isu ini.
Islah Bahrawi menyoroti fenomena banyaknya tokoh yang membela Jokowi meskipun laporan OCCRP menempatkannya sebagai salah satu pemimpin terkorup.
Baca Juga: Dinkes Bandung Bakal Evaluasi per 3 Bulan Untuk Pengawasan Program MBG
Menurutnya pembelaan ini didorong oleh kepentingan politis tertentu.
"Mungkin karena masih ada harapan bahwa Gibran anak Jokowi akan menjadi presiden di masa depan. Jadi mereka merasa menguntungkan jika menjilat Jokowi sekarang," ujar Islah Bahrawi.
Ia juga menambahkan bahwa pembelaan ini justru membuat Indonesia tampak aneh di mata dunia.
"Dunia luar melihat kita semakin tidak masuk akal," katanya.
Islah Bahrawi menilai laporan OCCRP menjadi salah satu penyebab investor asing ragu masuk ke Indonesia termasuk ke proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).
Baca Juga: Rocky Gerung: Pencitraan Jokowi Jatuh Tersungkur, Pemujaan Selalu Ada Batasnya
"Mereka sudah mendapat informasi bahwa pemimpin ini dianggap berbahaya dan korup. Akibatnya investasi dianggap tidak menguntungkan," jelasnya.
Ia mencontohkan bagaimana perusahaan besar seperti Tesla dan Apple lebih memilih Vietnam meskipun negara tersebut bukan demokrasi.
"Investor lebih memilih stabilitas daripada risiko political unrest," lanjutnya.
Islah Bahrawi juga mengkritik kemunduran demokrasi di Indonesia.
Baca Juga: Pemerintahan Prabowo Mengkhawatirkan, Eep Saefulloh: Indeks Peberantasan Korupsi Menurun