bisnisbandung.com - Pameran lukisan karya seniman Yos Suprapto yang dijadwalkan berlangsung di Galeri Nasional menuai polemik setelah beberapa karyanya dilarang dipamerkan.
Peristiwa ini menimbulkan pertanyaan publik mengenai kebebasan berekspresi di era pemerintahan Prabowo Subianto. Hingga saat ini, Yos Suprapto mempertimbangkan langkah hukum untuk memastikan akses masyarakat terhadap karyanya.
Jurnalis senior Hersubeno Arief menilai bahwa kontroversi ini dapat menjadi catatan buruk bagi pemerintahan Prabowo.
Baca Juga: Jubir Buka suara Soal Hubungan Anies Baswedan dengan PDIP, Demi Kepentingan Rakyat
“Saya kira soal ini mesti dikomunikasikan dengan baik, karena kalau tidak, ini akan menjadi catatan buruk di era pemerintahannya Pak Prabowo,” ucapnya dilansir dari youtube Hersubeno Point.
Ia mengungkapkan kekhawatiran bahwa tindakan ini mengindikasikan arah kebijakan yang kurang mendukung kebebasan berekspresi.
Menurutnya, pemerintah seharusnya lebih terbuka terhadap kritik, termasuk yang disampaikan melalui seni, untuk menjaga citra demokrasi yang dijanjikan.
“Padahal, di tengah sambutan-sambutan positif dari publik tentang rencana memberikan amnesti kepada mereka yang melakukan pelanggaran Undang-Undang ITE dan sekarang menjadi narapidana, narasi kontroversial soal lukisan ini bisa mencoreng pemerintahannya,” jelasnya.
Beberapa lukisan Yos Suprapto yang ditolak menampilkan simbol-simbol kuat, seperti seorang raja Jawa di singgasana, simbol mata satu, serta elemen-elemen yang dianggap menyindir situasi politik dan sosial terkini.
Salah satu lukisan menggambarkan seorang pria berwajah mirip Jokowi dengan atribut yang diasosiasikan dengan simbol kekuasaan
. Lukisan lain menunjukkan adegan yang dinilai vulgar, memperlihatkan seorang raja Jawa dalam pesta bersama seorang wanita telanjang dengan latar belakang yang mengarah pada kritik terhadap pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Kurator pameran sebelumnya menyatakan bahwa beberapa lukisan tidak sesuai dengan tema “kedaulatan pangan” yang telah disepakati
Baca Juga: Ade Armando: Jokowi Digambarkan Seolah-olah Sebagai Penjahat yang Menakutkan oleh PDIP