Bisnisbandung.com - Perry Warjiyo kembali menjadi sorotan publik setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penggeledahan di kantor pusat Bank Indonesia (BI).
Saat itu Presiden Jokowi mengajukan Perry Warjiyo sebagai calon tunggal Gubernur Bank Indonesia untuk periode 2023-2028.
Perry Warjiyo melanjutkan kepemimpinannya di kursi tertinggi Bank Sentral untuk periode kedua.
Baca Juga: Ada Upaya Terus-Menerus Melemahkan PDIP, Rocky Gerung: Isu Harun Masiku Diangkat Habis-Habisan
Jokowi memuji pria Kelahiran 25 Februari 1959 di Sukoharjo Jawa Tengah ini sebagai sosok yang tepat untuk menghadapi situasi ekonomi global yang penuh tantangan
Perry Warjiyo adalah alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) dan meraih gelar PhD di bidang ekonomi dari Iowa State University Amerika Serikat.
Kariernya di Bank Indonesia (BI) dimulai sejak lama dengan perjalanan yang penuh prestasi.
Perry Warjiyo pernah menjabat sebagai Deputi Gubernur BI (2013-2018) dan Asisten Gubernur untuk Kebijakan Moneter, Makroprudensial, dan Internasional.
Sebelumnya Perry Warjiyo menjabat sebagai Direktur Eksekutif di International Monetary Fund (2007-2009) mewakili 13 negara anggota South Asia Voting Group.
Baca Juga: PDIP Pecat Jokowi dan Keluarga Secara Terbuka, Rocky Gerung: Mega Siap untuk Berseteru
Selama periode pertama sebagai Gubernur BI (2018-2023) Perry Warjiyo berhasil memimpin kebijakan moneter yang stabil di tengah gejolak ekonomi dunia.
Periode 2023-2028 Perry Warjiyo menghadapi tantangan besar.
Termasuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, mengendalikan inflasi, serta mendukung pemulihan ekonomi pasca-pandemi.
Kepemimpinannya akan menjadi kunci dalam menghadapi ketidakpastian global yang terus berkembang.