bisnisbandung.com - Kunjungan keluarga besar Lippo Group ke kediaman mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Solo, Jawa Tengah, memicu spekulasi publik.
Pertemuan yang berlangsung Jumat lalu itu melibatkan tokoh penting seperti Mokhtar Riyadi, James Riyadi, dan anggota keluarga lainnya.
Menariknya, agenda pertemuan tersebut tidak dijelaskan secara rinci, sehingga mengundang banyak analisis dan dugaan.
Menurut pengamat politik Refly Harun, kehadiran keluarga Lippo Group di Solo menunjukkan pengaruh besar Jokowi, bahkan setelah tak lagi menjabat sebagai presiden.
“Maka kemudian yang jadi persoalan adalah, kok menghadap ke Solo? sudah jadi mantan presiden, tapi tetap didukung seolah-olah dia menjadi magnitudo dari semua gravitasi kekuasaan yang luar biasa,” lugasnya dilansir dari youtube pribadinya.
Refly Harun menduga kunjungan ini tidak sekadar silaturahmi biasa, melainkan terkait dengan permintaan lobi kepada Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Lippo Group dikenal sebagai konglomerasi besar yang terlibat dalam berbagai sektor, termasuk properti, perbankan, dan ritel.
Baca Juga: Presiden Prabowo Ingin Bupati dan Gubernur Dipilih DPRD, Mahfud MD Beri Tanggapan Kritis
Salah satu proyek mereka yang menjadi sorotan adalah Meikarta, yang disebut-sebut mengalami banyak masalah, termasuk keluhan dari konsumen yang merasa dirugikan.
Beberapa pihak menduga, salah satu tujuan kunjungan ini adalah meminta Jokowi untuk membantu menyelesaikan persoalan-persoalan yang membelit proyek tersebut, baik melalui lobi politik maupun langkah lainnya.
Refly Harun juga menyoroti kemungkinan bahwa keluarga Lippo masih menganggap Jokowi memiliki pengaruh besar dalam peta politik nasional.
“Mereka berpikir bahwa Jokowi masih powerful, sehingga Jokowi ingin dimintai untuk melobi Prabowo dan Gibran,” ujarnya.