Jakarta, sebagai panggung politik utama, dianggap sangat penting dalam membangun citra dan elektabilitas seorang tokoh nasional.
Kegagalan Ridwan Kamil, yang sebelumnya diunggulkan, menunjukkan adanya penolakan terhadap tokoh-tokoh yang diusung Jokowi, termasuk potensi resistensi terhadap Gibran di masa depan.
Selain itu, kemenangan PDIP juga membuka peluang baru bagi Pramono Anung sebagai gubernur Jakarta. Meskipun awalnya memiliki elektabilitas rendah, Pramono mampu memanfaatkan momentum politik dan berpotensi menjadi sorotan nasional.
Bersatunya Anies Baswedan dan PDIP disebut Hersubeno sebagai game changer yang meruntuhkan rencana Jokowi untuk mendominasi peta politik pasca-Pilpres 2024.
Koalisi tak terduga ini menjadi penghalang utama bagi Jokowi yang sebelumnya berhasil menekan PDIP di berbagai wilayah.
“Dengan situasi semacam ini, Anies akan tetap menghantui Pak Jokowi hingga Pilpres 2029. Padahal, seharusnya Pilkada serentak ini bisa jadi pukulan telak bagi Pak Jokowi, baik untuk PDIP maupun Anies,” pungkas Hersubeno Arief.***
Baca Juga: Berharap Prabowo Menyelamatkan Rakyat, Dokter Tifa: Mudah-Mudahan Ocehan Saya Didengarkan