Dengan langkah-langkah seperti mengorbitkan anak-anaknya dalam dunia politik, Jokowi dinilai lebih berfokus pada kepentingan pribadi daripada kontribusi besar sebagai seorang negarawan.
Warisan politik yang dibangun pun dianggap tidak cukup kuat untuk memastikan pengaruhnya tetap bertahan hingga 2029.
“Jadi, mengapa Jokowi gelisah? Karena dia ingin meneruskan warisan-warisannya: anaknya di posisi Wapres, menantunya di posisi Gubernur, kemudian anak bungsunya menjadi ketua umum partai,” lugas Selamat Ginting.***
Baca Juga: KPK Janji Kembalikan Kepercayaan Publik, Setyo Budiyanto: Harun Masiku dan DPO Jadi Target Utama